Selasa, 25 Maret 2014

Waktu tetap akan berputar



Waktu tetap akan berputar



Menjejaki jalan tak berhenti..
Menjalani imajinasi yang berarti..
Dan kemarin ku tersenyum..
Dan kemarin ku menangis..

Harapanku ada didepan mata..
Dan ia terus menerus melambai..
Ia ada dan sangat nyata..
Bidadari impian penghubung mimpi..

Bersinar bagai aroma matahari..
Diselimuti genggaman embun pagi..
Dengan rona merah terang..
Ia meniup semangat tiada henti..

Karna waktu tetap akan berputar..
Dan ia menggiling semuanya..
Semua liku dan perjuangan..
Yang membentuk rangkaian semesta terindah..



sumber
http://puisieggi.wordpress.com/tag/masa-depan/

Minggu, 23 Maret 2014

PENALARAN



PENALARAN


Pengertian
            Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapatkan sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan dari sebuah masalah yang sedang dihadapi.
Proposisi
            Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itum dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yang berbeda apat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Unsur-unsur proposisi:
·         Term subyek     : Hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
·         Term predikat    : Apa yang diakui atau diingkari tentang subyek.
·         Kopula                : Penghubung antata term subyek dan term predikat, dan sekaligus member bentul pada hubungan itu.
Inferensi dan Implikasi
            Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatic. Hokum valid inference dalam bidang logika. Inferensi diartikan sebagai suatu proses di mana kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa disebut penalaran induktif. Kesimpulannya mungkin benar atau salah, atau benar dalam tingkat tertentu akurasi, atau yang benar dalam situasi tertentu. Kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa dapat diuji oleh pengamatan tambahan.
            Untuk implikasi, perhatikan pernyataan berikut ini, “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat tersebut kita tulis sebagai berikut, “bila matahari bersinar, udara terasa hangat”, “sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”, “matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
            Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar.
Wujud Evidensi
          Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu
Cara Menguji Data
·         Observasi, yaitu melakukan peninjauan untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dengan mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau informasi tersebut.
·         Kesaksian, yaitu meminta keterangan dari orang lain, yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan tersebut.
·         Autoritas, yaitu meminta pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta dan kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka di bidang tersebut.
Cara Menguji Fakta
·         Konsistensi
            Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantic atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah system deduktif.
·         Koherensi
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan, pertentangan, hasil, contoh, kesejajaran, tempat, dan waktu.
Cara Menilai Autoritas
·         Tidak mengandung prasangka, Pendapat itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat yang objektif.
·         Pengalaman dan pendidika autoritas, Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas dengan penelitian yang dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian juga pendapatnya, akan lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas harus diperhatikan.
·         Kemashuran dan prestise, Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat tersebut.
·         Koherensi dengan kemajuan, Pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang tersebut. Untuk memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Sumber:
http://nicokani.blogspot.com/2012/03/definisi-penalaran.html
http://veblue.blogspot.com/2010/03/proposisi-dalam-penalaran.html
http://ariaayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-contoh-inferensi.html
http://ratujuliakp.blogspot.com/2013/03/softskill-tugas-1.html
http://nabella2326.blogspot.com/2012/03/wujud-evidensi.html
http://vianipire.blogspot.com/2012/03/penalaran-itu.html
http://yesa0409.blogspot.com/2013/03/cara-menguji-fakta.html
http://restieokti.blogspot.com/2012/03/cara-menilai-autoritas.html

PARAGRAF DEDUKTIF

DEDUKTIF

Silogisme Kategorial
            Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
Premis umum : Premis mayor (My)
Premis khusus : Premis minor (Mn)
Premis simpulan : Premis kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
My : Semua pelajar SMA adalah lulusan SMP
Mn : Icho adalah pelajar SMA
K : Icho adalah lulusan SMP
Silogisme Hipotesis
            Silogisme hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis, dan premis minornya bersifat kategorial. Silogisme hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
·         Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hari ini cerah, saya akan ke rumah kakek (premis mayor)
Hari ini cerah (premis minor)
Maka saya akan ke rumah kakek (kesimpulan).
·         Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen.
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul, maka akan terjadi global warming (premis mayor)
Sekarang terjadi global warming (premis minor)
Maka hutan banyak yang gundul (kesimpulan).
·         Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal.
Pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan maka hasil akan maksimal
·         Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen.
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun, para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
Silogisme Alternatif
          Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Proposisi alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternative yang lain.
Contoh :
Icho berada di Jakarta atau Depok.
Icho berada di Jakarta.
Jadi, Icho tidak berada di Depok
Entimen
          Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Jadi yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh :
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayaembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber :
http://ekoriyadi384.blogspot.com/2013/03/silogisme-ktegorial-hipotesis.html
http://anggitata.wordpress.com/2011/03/11/silogisme-hipotesis/
http://nabella2326.blogspot.com/2012/04/silogisme-alternatif-entimen-silogisme.html

PARAGRAF INDUKTIF

INDUKTIF


Generalisasi
            Generalisasi adalah suatu penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individu untuk menurunkan suatu inferenso yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. Pola piker generalisasi bukan hanya kita pelajari saat bersekolah tapi juga kita pelajari dalam menghadapi masalah dimana setiap ada masalah manusia cenderung menyimpulkan dari fenomena-fenomena yang pernah dialami.
Contoh :
Dengan tersenyum kita mendapatkan pahala, saling berbagi juga mendapatkan pahal, apalagi membantu sesame ciptaan Allah juga akan mendapat pahala. Jadi banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapat pahala.

Hipotesis dan Teori
            Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau ekspremien. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh :
            Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian  hjan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut dengan hipotesis.
            Teori adalah serangkaian bagian atau variable, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variable, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikira teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan hubungan dan saling berhubungan. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara “sementara” dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.

Analogi
            Analogi dalam ilmu bahsa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
            Pertumbuhan tindak kejahatan korupsi di Indonesia terus bertumbuh pesat. Baru saja ada yang tertangkap sudah muncul banyak tersangka lain yang terus menghebohkan dunia perpolitikan Indonesia. Sama halnya seperti pepatah mati satu tumbuh seribu. Begitulah juga keadaan tindak korupsi di Negara ini yang terus tumbuh pesat dan merugikan banyak orang.

Hubungan Kausal
            Hubungan kausal atau disebut juga dengan hubungan sebab akibat adalah hubungan keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagasan, ide, atau permasalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum mengalami akibat.
Contoh :
            Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku. Menitikkan air mata lagi. Ia menangis karena sedang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya di rumah.
            Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu dan ibunya di pasar. Mereka menghampiriku, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hati yang lalu.

Induksi Dalam Metode Eksposisi
            Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Karangan ini berisi untaian atau enjelasan tentang suatu topic dengan tujuan member informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi untaian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparn proses.
Langkah menyusun eksposisi :
·         Menentukan topic/tema
·         Menetapkan tujuan
·         Mengumpulkan data dari berbagai sumber
·         Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
·         Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi

Sumber :
http://contohparagraf.blogspot.com/2013/07/contoh-generalisasi-paling.html
http://rhyaria.blogspot.com/2011/03/contoh-dari-kalimat-generalisasi.html
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori
http://contohparagraf.blogspot.com/2013/08/contoh-paragraf-analogi.html
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Analogi
http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/hubungan-kausal/
http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html